Entri Populer

Selasa, 07 Desember 2010

Refleksi 101 Hari Kebangkitan Nasioanal: Menpertegas Peran Pemuda Sebagai Generasi Bangsa


Kolonialisasi pada dasarnya merupakan suatu sistem pemerasan yang dilakukan suatu bangsa terhadap bangsa lain. Baik dibidang politik, budaya, sosial dan ekonomi. Gerakannya  meliputi bentuk ekspansi yang mengarah terhadap penindasan. Hal ini pernah dirasakan Indonesia pra kemerdekaan abad ke-19. Kondisi saat itu, rakyat Indonesia tertindas secara fisik maupun moral. Kaum pribumi, mendapatkan perlakuan secara sepihak. Kebebasan mereka diatur oleh kaum kolonial.

Salah satu konsep politik yang diterapkan kaum klonial adalah politik “devide et impera”. Konsep ini merupakan salah satu cara agar masyarakat pribumi terjajah dan terbelakang secara pendidikan. Akhirnya masyarakat Indonesia hanya menpunyai mental pekerja yang tidak menpunyai arti. Terbukti dengan dijadikannya mereka sebagai kaum buruh dan budak kaum klonial. Sehingga kesengsaraan masyarakat Indonesia pada saat itu, memuncak dan penuh kesedihan.

Seiring berjalannya waktu, pada pergantian abad ke-19. Masyarakat Indonesia perlahan mulai sadar dan bertekad untuk melawan. Kritik-kritik dilontarkan terhadap penjajah Belanda, terutama menyangkut nasib rakyat Indonesia yang sangat menderita. Impian mereka mulai terangkai bahwa Indonesia harus menjadi bangsa yang besar dan bebas dari kaum penjajah. Pengorganisasian masyarakat mulai dilakukan, walau masih bersifat lokal dan kecil. Keberaniaan untuk menberontak mulai tumbuh seiring lahirnya organisasi kemasyarakatan.

Sehingga, pada tanggal 20 Mei tahun 1908 dibentuklah organisasi modern pertama dikalangan bangsa Indonesia, yang diprakarsai oleh pemuda dan diberi nama gerakan Boedi Oetomo. Orientasi kaum pemuda tersebut menginginkan kemajuan yang selaras terhadap negeri dan bangsa Indonesia, dan dikenal dengan nama Kebangkitan Nasional.

Setelah melakukan pengorganisasian masyarakat di berbagai daerah Indonesia, terwujudlah kongres yang merumuskan sebuah program spesifik terhadap kemajuan bangsa, pada tanggal 5 oktober di Yogyakarta. Yaitu proses pendidikan kepada masyarakat diberbagai sektor, mulai dari pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan kebudayan Indonesia. Mereka (baca pemuda)  mengawali gerakannya dengan menberikan pelajaran melalui pendidikan kepada masyarakat.

Dalam 5 tahun permulaan, organisasi ini berkembang pesat dan mempunyai cabang-cabang diberbagai daerah. Di samping itu, para mahasiswa yang belajar di Belanda, salah satunya Mohammad Hatta yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelschool  di Rotterdam mendirikan Indische Verrninging, yang kemudian berubah menjadi Indonesche Vereeninging tahun 1922, untuk menyesuaikan dengan perkembangan dari pusat kegiatan diskusi menjadi wadah yang berorientasi politik yang jelas. Hal ini juga bermaksud untuk mempertegas  identitas nasionalisme yang mereka perjuangkan, organisasi ini kemudian berganti nama Perhimpunan Indonesia pada tahun 1925.

Kehadiran Boedi Oetomo, Indische Vereeninging, dll masa itu merupakan masa yang sangat bersejarah bagi bangsa ini, karena pada masa itu, suatu episode sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu, yang aktor utamanya adalah kaum terpelajar. Hal ini merupakan sejarah pertama Indonesia.

Genarasi 1908 merupakan tokoh yang mampu memupuk jiwa nasionalis terhadap rakyat Indonesia. Sebagai produk kesadaran kolektif yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928, 17 tahun sebelum Indonesia merdeka tercetuslah Sumpah Pemuda yang melintasi imajinasi zamannya. Generasi 28 mampu mengekspresikan semangat perjuangannya dalam bentuk yang nyata. Sumpah pemuda ditandai oleh semangat untuk secara sadar dan cerdas mencita-citakan satu nusa, satu bangsa, satu bahasa: Indonesia. Hal ini sekaligus menandai posisi strategis kaum muda dalam perubahan bersekala bangsa. Dalam sejarahpun tercatat dengan jelas bahwa, Revolusi 1945 merupakan revolusi pemuda, yang merupakan klimaks dari longmarch perjuangan bangsa sejak zaman pra-kemerdekaan, sehingga pada tanggal 17 Agustus bangsa ini meneriakkan kemerdekaannya di seluruh penjuru nusantara.

Tugas Pemuda Hari Ini
Torehan perjuangan kaum pemuda yang terekam dalam cacatan sejarah Indonesia, menberikan bukti kuat bahwa generasi pemuda merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan dalam proses penbangunan dan perbaikan bangsa.
 Pemuda selaku kaum intelektual atau agent of change and Social control, merupakan generasi tumpuan bangsa. Tanggung jawab yang diemban sangat berat, selain dituntut untuk produktif dalam hal pengetahuan (knowlage), disisi lain dituntut responsif terhadap persoalan sosial masyarakat. Tiga pokok tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh kaum pemuda, yaitu tanggung jawab intelektual, moral dan sosial. Apabila tiga item tersebut mampu dikuasai dan menjadi kesadaran komonal kaum pemuda, maka sekian problematika kebangsaan akan cepat teratasi, dan menbuat bangsa ini berkembang dengan pesat.
Hari ini, kemerdekaan telah kita rasakan bersama. Hak dan kewajiban sebagai masyarakat bernegara telah terealisasi dengan baik. Perjuangan yang harus dilanjutkan kaum pemuda, bukan berperang melawan penjajah secara fisik. Tetapi, tugas utama adalah mampu melepaskan kendala dan ancaman yang menghambat terhadap kemajuan bangsa.
Kesadaran akan peran dan tanggung jawab di tengah problematika kebangsaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena bagaimanapun antara pemuda dan masyarakat merupakan satu elemen sosial yang tidak bisa dipisahkan. Pemuda adalah masyarakat terdidik yang harus bertanggungjawab atas realitas kebangsaan, sehingga kepakaan terhadap problematika kebangsaan dan mampu menberikan solusi merupakan tanggung jawab pemuda dengan elemen-elemen bangsa yang lain.
Hal mendasar persoalan kaum pemuda hari ini adalah sekian banyak kaum pemuda yang menpertahankan idealisme untuk mengawal dan mengontrol pemerintah agar berpihak terhadap masyarakat kecil, terkadang setelah memasuki sistem birokrasi pemerintah, mereka lupa terhadap tujuan mereka. Idealisme yang dia teriakkan ditengah-tengah jalan perkotaan terjual demi mendapatkan kekuasaan. Sehingga dalam momentum 101 hari kebangkitan nasional ini merupakan waktu tepat untuk merefleksikan diri, apa dan bagaimana sumbangsih kita terhadap kemajuan bangsa ini. Soekarno pernah berkata  ”Jangan pernah bertanya dan berfikir apa yang negeri ini berikan untuk kita, tapi berfikir dan bertanyalah pada diri kita, apa yang telah kita berikan terhadap negeri ini”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar